1000 Camelia [Part 06]
Di rumah
berlantai dua itu, Elena hanya tinggal bersama Elvira. Kedua orang tua mereka
sibuk dengan pekerjaannya. Kebanyakan berkeliling luar kota. Tapi paling tidak,
satu bulan sempat bertemu minimal dua kali.
Elena pulang dengan hati yang sangat
gembira. Elvira bahkan sempat agak terkejut dengan tingkah laku adiknya yang
tampak sumringah tersebut. Padahal biasanya, tiap kali pulang malam, wajah
Elena sudah kusut hingga Elvira tidak mau mengajaknya bicara.
Hal pertama yang diraih Elena pada
malam itu adalah buku hariannya. Kebiasaan lama yang sudah jarang ia lakukan.
Hanya dalam hitungan detik, ia sudah
berada di atas kasur sementara jari-jemarinya sudah menari-nari di atas buku
tebal itu.
Dear
diary,
Hari
ini aku seneng banget! Alan tiba-tiba ngajak aku jalan, terus diajakin makan. Dia
cerita banyak hal. Aku juga. Di tempat yang remang itu (soalnya makan di outdoor) aku
bisa melihat senyumannya. Terkadang ia terdengar misterius, kadang juga udah
kayak temen lama. Yang diomongin dia bijak banget. Asik deh pokoknya!
Oh
ya, ini bukan rasa cinta, ya. Cuman bahagia banget. Udah lama nggak ngerasa
gini aja. Beda deh kalo ngobrol sama Evan atau Juan. Sama-sama asik sih, cuma…
entahlah aku tidak tahu apa yang membedakannya. Hanya hati yang tahu. Tapi
kupastikan, INI BUKAN CINTA, OKE?
***
Elena bertemu Sofia di rumah Sofia.
Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Sofia menjadi anak rumahan yang
jarang pergi-pergi. Apalagi, pergi tanpa ibunya. Sofia pun tak keberatan. Ia
juga tidak ingin ibunya kesepian, apalagi ketiga kakak laki-lakinya sudah
bekerja semua. Jadilah rumah Sofia sebagai markas tempat bertemunya Elena dan
Sofia.
Di
kamarnya, Sofia duduk tertegun mendengarkan cerita sahabatnya panjang-lebar. Dia
tidak menyangka, Elena bisa bersikap begitu terhadap Alan – seorang pemuda yang
tidak sengaja bertemu di taman kota, yang ternyata adalah sahabat dari Evan dan
Joan. Mereka baru saja saling berkenalan. Baru
saja.
Sebagai
teman sejak SD, Sofia tahu persis sifat sahabatnya ini. Elena memang dari dulu
adalah sosok yang periang dan bersahabat dengan siapa saja. Karena sifat
setengah tomboy-nya, Elena juga cukup terkenal dikalangan teman laki-lakinya. Dulu,
sempat ada seorang laki-laki yang sempat menjalin hubungan dengan Elena saat
SMP. Tidak lama, hubungan tersebut berakhir tanpa ada alasan yang jelas dan
semenjak itu Elena cukup tertutup dengan teman laki-lakinya – tidak mudah untuk
diajak hang out – apalagi ia baru
kenal. Kemudian datanglah Alan dan dalam beberapa hari mereka sudah hang out berdua?
“Aku
sangat menikmati malam itu. Entahlah, suasananya, tempatnya, se–.” Kini, pipi
Elena bersemu merah muda penuh kebahagiaan.
“Sama
dating partner-nya juga ‘kan?” goda
Sofia.
Elena
terkejut hingga terdiam beberapa saat. “Nggaklah, Sof.” Elena kembali
tersenyum. “Oh, ya. Aku mau kenalin kalian.”
***
Komentar
Posting Komentar