Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Keping Emosi

Yang keempat. --- Senja kembali menjemput dengan cepat. Sepertinya, matahari sudah tak sanggup lagi menahan rindu kepada horizon yang menantinya pulang. Sudah saatnya matahari untuk beristirahat, Tumpukan berkas masih menggunung di atas meja Elena, mengapit laptop yang sudah menyala lebih dari delapan jam lamanya. Dekorasi yang menghias meja kantor pun juga tertimbun di lautan berkas. Jemari Elena yang memukul-mukul tombol keyboard terdengar dengan volume yang keras dan cepat, memecah keheningan. Sebagian besar karyawan memilih untuk pulang sebelum jam kemacetan memuncak. "Proyek Mr. Primus?" tanya seseorang. "Ah, ya, benar sekali," jawab Elena. "Akhirnya, pertanyaan saya dijawab." "Maksudmu?" "Saya bertanya sebanyak lima kali, dan pertanyaan kelima yang kaujawab," ucapnya. "Apakah masih ada yang bisa kulakukan? Sepertinya hari semakin malam dan Anda masih sangat sibuk dengan pekerjaan. Sebagai rekan satu tim, say

Keping Emosi

Yang ketiga. --- Ah, sial! Apakah tubuhku melayang semalam hingga bisa mendarat sempurna dengan dibungkus selimut hangat ini? ! Sinar mentari yang menembus jendela dengan malu-malu memaksa Elena membuka matanya. Ya, Elena hanya bisa tidur di tengah kegelapan total. Sedikitpun cahaya yang berani menerobos area wajahnya, dia akan dengan sangat segera terbangun. Belum lagi, pagi ini dilengkapi dengan getar ponsel berulang-ulang. " Good morning, Sunshine ?" sapa Olivia di ujung telepon. "Sudah pulas tidurmu? Sudah segar tubuhmu? Sudah siap dengan tumpukan deadline hari ini? Sudah siap meeting bersama Mr. Primus dan Mrs. Renata?" "Astaga, Olivia. Kesadaranku baru terkumpul satu persen. Tolong jangan bicarakan urusan pekerjaan di telepon ketika masih terlalu pagi." "Aku harap kau sedang bergurau. Sebab, dalam empat puluh tiga menit lagi, kita akan briefing bersama dengan Liu Wen the Big Boss. Itu artinya, tidak ada kata terlambat