Being Sociopreneur: Yay or Nay?
Berawal dari melihat
pengumuman mengenai lomba Writing on the Web (WOW), saya akhirnya saya
memutuskan untuk mengikuti lomba yang diadakan oleh Pusat Karir (Puskar) Universitas
Kristen (UK) Petra ini. Dan ya, inilah hasil dari ‘eskperimen’ tersebut. Hope you enjoy this! All comments are welcome!
SOCIOPRENEUR:
ABSOLUTELY YAY!
Oleh:
Regina Bella Rosari (51416001)
ABSOLUTELY
YAY! Dua kata untuk sociopreneur. Sociopreneur, sebuah kosakata yang
mungkin masih asing ditelinga sebagian besar orang. Tetapi, mungkin secara
tidak sadar kita telah sering melihat kegiatan tersebut, atau bahkan terlibat
di dalamnya. Secara sederhana, sociopreneur
dapat dimengerti sebagai suatu usaha dengan basis bisnis namun mengedepankan
sisi sosial, yaitu untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Bagi
saya, seorang sociopreneur adalah
pahlawan di masa kemerdekaan ini. Seorang pahlawan, karena ia membawa perubahan
yang nyata bagi masyarakat sekitar, terutama mereka dengan kekuatan ekonomi di
bawah rata-rata. Tidak semua orang memiliki niat dan panggilan untuk melakukan
pekerjaan sosial yang dapat menolong sesamanya tersebut. Berbagai tantangan dan
halangan silih berganti. Menurut saya pribadi, orang-orang yang mau menjadi
seorang sociopreneur harus dihargai
dan didukung dalam segala usahanya dibidang sosial.
Menjadi seorang sociopreneur ini seharusnya menjadi kesempatan yang terbuka lebar
untuk kita sebagai generasi muda Indonesia. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia yang sangat luas ini terdiri dari 250 juta rakyat dengan latar
belakangnya masing-masing. Tidak semua orang Indonesia berada pada kondisi
ekonomi berkecukupan. Bahkan, semakin lama angka pengangguran di Indonesia
semakin meningkat.
Contoh sociopreneur adalah NadiemMakarim. Namanya memang tidak terlalu
populer di telinga kita. Namun, pria berusia 32 tahun tersebut memiliki jasa
yang besar, tidak hanya bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan tapi juga bagi
mereka yang membutuhkan kecepatan waktu, Yap,
GO-JEK. Melalui ide kreatifnya, Nadiem Makarim membantu banyak orang. Yang
patut disoroti di sini adalah ide kreatifnya untuk membuat sebuah ojek online. Ketika sebagian besar putra
bangsa yang menimba ilmu di luar negeri memutuskan untuk berkarir di sana,
Nadiem Makarim mengambil keputusan berbeda, yaitu kembali ke Indonesia dan
memberdayakan masyarakat kelas bawah melalui aplikasi ojek online yang memudahkan supir ojek mendapatkan pelanggannya.
Sociopreneur
merupakan langkah yang tepat untuk membawa perubahan bangsa Indonesia ini.
Selama ini, masyarakat Indonesia sering kali dimanjakan dengan bantuan-bantuan secara
langsung (bantuan tunai) dari pemerintah, yang justru merusak mental mereka.
Tak sedikit dari mereka yang memilih untuk bertahan hidup dengan mengandalkan
bantuan dari pemerintah ketimbang bekerja sendiri. Di sinilah poin utama yang
harus diatasi.
Dengan adanya sociopreneur, perekonomian masyarakat dapat mengalami peningkatan.
Di sisi lain, mereka dapat memupuk skill
melalui pekerjaan yang dijalani. Secara tidak langsung, mental mereka yang
awalnya mungkin hanya berpasarah pada nasib serta bantuan yang diterima, juga
akan beralih menjadi semakin semangat dalam mengusahakan yang terbaik bagi
kelangsungan kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Usia bukanlah halangan bagi kita
sebagai seorang mahasiswa untuk memulai langkah tepat menjadi seorang sociopreneur. Yang penting bukanlah
seberapa besar yang kita lakukan, tapi seberapa besar dampak yang dapat kita
hasilkan bagi sesama.
Referensi
👍👍👍👍👍
BalasHapusNice
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus