The Vessel [1]
Mengiring-Mu, seumur hidupku
Masuk dalam rencana-Mu, Bapa
Pikiranku, kehendakku, kuserahkan pada-Mu
Harapanku hanya di dalam-Mu
Kukan teguh bersama-Mu Tuhan
Jadikanku, bejana-Mu untuk memuliakan-Mu
Lagu dengan tempo slow
ini menohokku dengan keras semalam. Lagu yang membuatku menangis dan
tenggelam dalam lirik serta iramanya, setelah sekian lama tak merasakan demikian.
Entahlah, seolah Tuhan berbicara padaku semalam lewat lagu ini. Akan
kuceritakan sedikit kisahnya.
Semua berawal ketika aku menginjak tahun kedua studi
di perguruan tinggi ini. Dengan penuh kebanggaan, kuambil jumlah SKS yang lebih
banyak dari sebelumnya. Kuterima tawaran jabatan yang prestisius di organisasi.
Tak tanggung-tanggung, pada semester sebelumnya aku memutuskan untuk menjadi
seorang asisten tutorial pula. Belum lagi, bagaimana relasiku dengan
orang-orang di sekitarku. Bukanlah hal yang mudah untuk dilalui, demikian kata
beberapa orang yang menanyai kesibukanku selama semester ini. Mungkin, ada
orang lain yang memiliki kesibukan yang lebih dibandingkan denganku. Tetapi,
dengan tuntutan personal untuk melakukan sebaik mungkin disetiap hal yang akan
kukerjakan, rupanya memberikan beban tersendiri bagi diriku.
Berlarut-larut dalam pekerjaan yang sama selama
beberapa bulan cukup membuatku jenuh, lelah dan bosan. Bangun pagi, berangkat
ke kampus dengan melalui berbagai titik kemacetan, mengikuti perkuliahan,
berbincang bersama rekan entah untuk tugas ataupun membina relasi, diskusi
tugas, pulang dengan melalui berbagai titik kemacetan, istirahat sejenak,
berbincang dengan keluarga, mengerjakan tugas organisasi, mengerjakan tugas
kuliah, dan akhirnya tidur. Pada hari-hari tertentu, aku harus meluangkan waktu
pula untuk melaksanakan kewajibanku sebagai asisten tutorial. Jika diibaratkan
seperti film, aku ingin segera menekan tombol fast-forward. Ingin sekali rasanya segera melewati bagian hidupku
ini begitu saja. Kalau bisa, aku ingin meletakkan bagian hidupku saat ini pada deleted scene. Singkat kata, aku harap
aku dapat dengan segera beranjak ke hari-hari yang menyenangkan dan penuh
sukacita.
Tugas demi tugas yang datang bukanlah suatu hal yang
aneh sebenarnya bagiku. Sejak TK aku telah menempuh pendidikan pada satu nama
institusi sama walau di bawah naungan yayasan pendidikan yang berbeda. Style yang diterapkan sebenarnya sama,
berbagai tugas akan hadir menemani setiap harinya. Namun, kini tugas terasa
lebih berat. Otak yang pintar tidak akan menjamin kita mendapatkan nilai yang
bagus, jika tak mampu berkoordinasi dengan anggota tim. Semangat untuk rajin
tidak akan mengantarkan kita pada selesainya tugas dengan baik, jika anggota
tim tak memiliki semangat serupa. Intinya, intelektual tak hanya dibutuhkan
sekarang. Relasi dan komunikasi menjadi satu paket kunci kesuksesan dalam dunia
perkuliahan.
to be contiue The Vessel [2]
Komentar
Posting Komentar