Ragu
Ia menutup bukunya. Terdengar suara ‘buk’ kecil yang
ditimbulkan, memecahkan keheningan ruangan di lantai dua tersebut. Di ruangan
ini, semua cerita tentang kehidupannya tersimpan rapi. Sangat rapi. Entah dalam
bentuk coretan di atas buku harian, berbagai file Microsoft Word, dan berbagai foto yang disimpan rapi dalam
album. Tak ada yang tahu. Semuanya disimpan dengan penuh keamanan. Buku harian
serta album foto disimpan dalam sebuah kotak cokelat yang nampak usang. File Microsoft Word diamankan dengan
kunci rahasia yang hanya diketahuinya.
Ya,
ia sangat ahli dalam menyembunyikan rahasia tentang kehidupannya. Tak ada
seorang teman pun yang tahu versi lengkap kehidupannya. Terutama, topik yang
krusial – kisah cintanya. Ia tak
terlalu suka membicarakan hal ini di banyak orang. Menurutnya, cukup dirinya
dan alam semesta yang tahu. Hanya alam semesta yang mampu merasakan segala rasa
yang dialaminya. Entah senang, sedih, marah, ataupun kecewa.
Biasanya,
korden kamar di lantai dua tersebut sering kali tertutup. Ia hanya membuka
jendelanya sedikit hanya untuk memberikan celah agar ada udara segar yang masuk
mengalir dalam ruangan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan suasana hatinya yang terasa sepi dan
tertutup. Ia tak ingin ada seorang pun melangkah masuk dalam teritori hatinya. Tidak untuk jangka waktu dekat.
Namun
tidak dengan kini. Sebulan sudah, korden tersebut terbuka lebar. Hanya ditutup
sesekali, jika dirasa perlu. Selebihnya, tak ada juntaian kain yang menutupi
cahaya untuk menembus masuk memberikan sinar harapan dalam kamarnya. Kini, ada
juga torehan tinta yang mencerminkan kebahagiaan lewat tulisan dan foto. Selalu
ada cerita manis yang dituangkannya dengan indah. Sisi romantismenya bangkit
lagi, setelah sekian lama. Sayangnya, hanya
sebulan.
Sebulan
berselang, segalanya terasa sedikit asing. Seolah mulai muncul awan yang berani
melintasi matahari untuk mengurangi intensitas sinarnya yang terpancar. Tak ada
angin, tak ada badai, dia seolah
berubah. Terkadang, dia adalah sosok
yang begitu menyenangkan, yang mampu membawanya melonjak bahagia hingga ke
langit ketujuh. Di waktu lain, dialah yang
menjerumuskannya ke dalam palung terdalam di muka bumi. Keduanya datang silih
berganti.
Ia
bukanlah orang yang mudah membuka hatinya. Ya, hanya orang yang beruntung yang
mampu menyibakkan tawa sebenarnya yang tersingkup di balik tawa yang menghiasi
wajahnya sehari-hari. Mungkin, dialah yang
beruntung saat ini. Kehadirannya
menorehkan sedikit cerita manis yang layak untuk dinikmati. Sayangnya, ketika
ia berusaha untuk membangun harapan, dia seolah meruntuhkannya dengan mudah,
semudah membalikkan telapak tangan. Entah disadari atau tidak, entah disengaja
atau tidak. Sebaliknya, ketika ia merasa sedih, dialah yang membangun harapan untuknya. Sungguh, apa yang terjadi
dengan dunia ini?
Ia
teringat pada perkataannya. Perkataan
yang selalu terngiang dalam pikirannya, bahkan saat ini pun, ia terus
teringang.
“Segala sesuatu itu butuh penjelasan,” kata
pemuda itu. “Kumohon, jangan kau menutupi sesuatu dariku. Aku ingin sebuah
penjelasan di atas sebuah pernyataan.”
Ia
teringat, ia mengangguk lemah ketika pemuda itu mengatakan padanya. Ia teringat
dengan jelas bagaimana perasaan hatinya pada saat itu. Teringat dengan jelas
bagaimana pemuda itu mengatakan kepadanya dengan penuh kemantaban dan
keyakinan. Dan, ini bukan kali pertamanya. Sudah kesekian kalinya ia merasa
seperti ini. Hancur ketika harapan berada di atas puncak Everest.
Kali
ini, sepercik kisah masa lalu menodai harinya. Tak ada kata yang terucap ketika
masa lalu pemuda itu mencuat dan mengubah suasana hatinya. Bahkan, pemuda itu
sendiri yang mengatakan. Hanya ada rasa sakit, perih, dan pedih. Apakah memang,
masa lalu memiliki efek yang begitu besar untuk meracuni hari yang indah?
Ia
mengelus foto yang ia ambil dari dalam kotak bewarna cokelat tersebut. Senyum
yang indah dan sempurna. Tentu, ada penjelasan dari foto itu, seperti kata
pemuda itu bahwa segala sesuatu itu butuh penjelasan.
Detik
ini, menit ini, jam ini, dan pada hari ini juga, hatinya dipenuhi sebuah
pertanyaan besar yang sangat menantikan jawaban.
“Jika menurutmu
segala sesuatu butuh penjelasan, bantu aku untuk menjelaskan apa yang membuatku
tetap bertahan bahkan setelah berulang kali kau patahkan.”
Ps: Inspired by Bramsetya Handi’s quote
“Jika menurutmu segala sesuatu butuh penjelasan, bantu aku untuk
menjelaskan apa yang membuatku tetap bertahan bahkan setelah berulang kali kau
patahkan.”
Komentar
Posting Komentar