Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Bintang

Akhirnya, malam ini aku bisa melihat langit dengan cerah. Hujan memutuskan pergi malam ini bersamaan lenyapnya awan-awan yang biasa bergelantungan. Mungkin mereka berkompromi untuk hengkang sesaat dari troposfer. Atau, mungkin saja mereka sedang berdiskusi atau mengadakan konferensi tentang sesuatu. Tidak ada yang tahu. Tetapi, yang penting malam ini aku bisa menikmati malam bertabur bintang yang begitu menawan. Aku beruntung, rumahku berada cukup jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan ini. Orang tuaku memang pemilih sejati. Rumahku ini berdiri tak jauh dari hutan kecil dengan pepohonan yang teduh. Jika melangkah lebih dalam hutan, terdapat padang rumput yang tak terlalu besar Di siang hari, terik matahari takkan menyengat kulitmu. Di malam hari, pemandangan indah akan menemanimu seperti malam ini, dengan syarat tidak ada awan atau hujan yang menghalangi. Rumput tempatku berbaring seolah menjadi kasur bagiku. Rasanya begitu nyaman, seperti kasur di kamarku sendiri. Pastinya, denga

Tentang Jarak

Dari atas sini, malam tampak begitu indah. Kulemparkan pandanganku ke bawah. Gemerlap cahaya lampu ditemani lampu kendaraan yang membentuk garis. Bangunan-bangunan juga berlomba-lomba memancarkan cahaya yang lebih terang dibandingkan yang lainnya. Dari atas sini, malam tampak begitu menawan. Kulayangkan mataku ke atas. Bumi diselimuti langit hitam nan kelam, dengan taburan bintang-bintang kecil. Sinarnya hanya berupa titik-titik. Bergeser ke sisi lain yang lebih tinggi, bulan tampak sangat tipis -- tidak sedang dalam fase kesempurnaannya. Kalau kau bertanya, di mana aku sekarang, aku berada pada ketinggian 155 meter di atas permukaan air laut. Tidak, aku tidak berbohong, atau mabuk. Benar memang, aku berada pada ketinggian 155 meter di atas permukaan air laut, di atas gedung tertinggi di distrik ini. Angin malam cukup kencang, beruntung jaket yang kupilih malam ini bisa menjaga tubuhku tetap hangat. "Datang lagi?" Lex datang menghampiriku. Ditawarkannya minuman hangat

Dermaga

Di tengah keramaian malam, hanya dia yang menjadi pusat perhatianku. Orang-orang berlalu-lalang. Ada yang sendirian, ada yang bersama pasangan atau keluarga. Ada yang pergi dengan tangan kosong, ada pula yang pergi dengan tas ransel, karton di pundak, bahkan kendaraan atau hewan peliharaan. Demikian pula dengan mereka yang datang. Semilir angin malam mengusap paras indahnya dengan lembut, membelai rambutnya dengan butiran air laut. Tampaknya, hari ini surya belum lelah tersenyum. Dipaksanya rembulan untuk juga tersenyum bahagia, sebahagia diriku. Sinarnya atas kapal-kapal yang bersandar amat terang, lebih dari biasanya. "Kau cantik," ucapku.  "Terima kasih." Berkat kebahagiaan surya dan rembulan, aku dapat melihat senyum tipis khas miliknya dengan jelas. Lesung pipi mempermanis wajahnya. "Bagaimana kabarmu?" tanyaku. "Baik, seperti biasanya," jawabnya. "Kau sendiri?" "Biasanya tidak baik. Tapi hari ini luar b