Langit Senja
Awan stratus menggantung membentuk mata, hidung, dan mulut sosok manusia -- entah perempuan atau laki-laki. Semburat oranye menjadi dasar awan stratus menggantung, sekaligus warna wajah sosok manusia itu. Titik matahari yang dalam perjalanan kembali ke peraduannya, seolah menjadi ornamen yang mempercantik sosok manusia itu. Tiupan tata surya hari ini menciptakan bentuk lengkung pada awan stratus. Secara kebetulan, terciptalah senyuman tipis pada awan stratus. Entah mengapa, aku merasa derajat lengkungnya sama persis dengan derajat lengkung yang terbentuk pada senyumku. Waktu semakin senja, langit oranye menjadi semakin gelap. Gemerisik rumput di sekitarku menjadi kawan yang setia sejak 43 menit belakangan. Ya, aku mengitung menit demi menit yang berjalan. Setidaknya, kesendirian hari ini mengajarkanku untuk konsentrasi dan fokus menghitung waktu. Matahari berada pada kemiringan 20 derajat dari horizon. Sinarnya terpantul pada lingkaran bewarna silver yang mengikat jariku.