Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Langit Senja

Awan stratus menggantung membentuk mata, hidung, dan mulut sosok manusia -- entah perempuan atau laki-laki. Semburat oranye menjadi dasar awan stratus menggantung, sekaligus warna wajah sosok manusia itu. Titik matahari yang dalam perjalanan kembali ke peraduannya, seolah menjadi ornamen yang mempercantik sosok manusia itu. Tiupan tata surya hari ini menciptakan bentuk lengkung pada awan stratus. Secara kebetulan, terciptalah senyuman tipis pada awan stratus. Entah mengapa, aku merasa derajat lengkungnya sama persis dengan derajat lengkung yang terbentuk pada senyumku. Waktu semakin senja, langit oranye menjadi semakin gelap. Gemerisik rumput di sekitarku menjadi kawan yang setia sejak 43 menit belakangan. Ya, aku mengitung menit demi menit yang berjalan. Setidaknya, kesendirian hari ini mengajarkanku untuk konsentrasi dan fokus menghitung waktu. Matahari berada pada kemiringan 20 derajat dari horizon. Sinarnya terpantul pada lingkaran bewarna silver yang mengikat jariku.

Abu Kelabu

Langit kembali menjadi kelabu -- suasana yang begitu sempurna untukku. Ketika sebagian besar orang segera mencari suaka untuk berlindung ketika langit menjadi kian abu-abu, tidak denganku. Langit kelabu seakan mengandung medan magnetik yang menarikku bercengkerama dengannya. Tiupan angin dengan segala benda yang diliputi embun menjadi daya tarik tersendiri bagiku. "Chu?" Panggil ibuku.  Sepertinya, upayaku untuk kabur di tengah cuaca yang tidak menentu ini terdeteksi ibuku. Semoga dia mengizinkan, semoga dia mengizinkan... "Um, ya, Mom?"  "Mau ke mana lagi? Chumani, ingat pesan ayahmu untuk menjaga diri, 'kan?" "Lengket sekali di otakku, Mom. Jangan khawatir. Aku hanya butuh waktu sejenak di luar," aku menelan ludah. "Aku janji, sebelum hujan turun aku akan segera pulang." "Hm, jangan kau ingkari lagi ucapanmu itu," kata Mom terdengar semakin pelan. Jelas saja, aku melangkah semakin jauh dari dirinya.

[BOOK REVIEW] Presiden Gus Dur The Untold Stories

Gambar
Sumber: Goodreads Presiden Gus Dur The Untold Stories: Kiai di Istana Rakyat Judul Buku: Presiden Gus Dur The Untold Stories: Kiai di Istana Rakyat Penulis: Priyo Sambadha Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Jakarta Tahun terbit: 2014 (cetakan pertama) Tebal: 156 halaman Rasanya, tak ada seorangpun yang tak kenal sosok presiden keempat Republik Indonesia ini. Mulai dari masyarakat yang ' njamani'   era kepemimpinannya, hingga generasi 'zaman now' yang mungkin mengetahui Gus Dur karena dipaksa menghafalkan sejarah bangsa. Apalagi, sampai saat ini ungkapan khasnya " Gitu aja kok repot ? " masih sering diucapkan berbagai kalangan. Di sini, kisah Gus Dur ditulis dengan perspektif pribadi Priyo Sambadha, seorang anggota staf kepresidenan. Ketika Gus Dur menjabat, Priyo telah mengabdi di lingkungan istana 14 tahun lamanya. Jadi, sedikit-banyak Priyo membandingkan bagaimana keseharian Gus Dur dengan presiden-presiden sebelum Gus