Behind Us.
“Kapan kau akan menulis lagi?”
“Entahlah. Inspirasi dan ideku menguap begitu cepat.”
“Cepatlah menulis. Aku rindu untuk membacanya.”
“Iya, setelah aku menemukan ide.”
“Kutunggu. Secepatnya.”
Aku sedikit teringat percakapan singkat itu.
Percakapan yang membuat diriku amat bahagia, ketika sadar tulisan seorang
amatir ternyata dinanti-nantikan. Setidaknya, untuk seorang – seorang spesial. Apalagi, yang
menantikannya tak begitu suka membaca. Pernahkah kau merasa cukup kaget ketika
seorang yang bahkan tidak suka bergaul dengan tulisan-tulisan, tiba-tiba
mengharapkanmu menulis kisah panjang untuknya? Bagiku, sebuah perasaan yang tak
dapat diungkapkan dengan cara apapun. Amat
sangat bahagia.
Kalori untuk menulis baru saja ia salurkan padaku
semalam. Sebuah malam yang baru saja berlalu begitu cepat, tanpa bisa
dirasakan. Jarum jam tak dapat berhenti untuk berputar dan menunjuk dari satu
angka ke angka lainnya. Malam itu, ia tampil dengan emosi yang berbeda. Entah,
pesonanya malam itu susah dilewatkan. Sudah lama rasanya ia tak seperti itu.
Caranya
memandang seolah mengaliriku dengan ribuan liter inspirasi tanpa henti. Begitu
pula dengan tawanya yang memacuku ‘tuk mengungkapkan dengan detail malam yang
begitu indah itu. Otakku bahkan mungkin melewatkan beberapa bagian inspirasi
untuk menulis itu. Namun, yang pasti, kata demi kata terungkapkan dengan
mudahnya. Kalimat demi kalimat teruntai dengan begitu indah. Aku ingin menulis
sebanyak kata yang bisa kutulis. Aku ingin menulis untuknya, memenuhi
keinginannya.
Tak
banyak kata keluar dari bibirnya. Mungkin ini dipengaruhi natur pria yang tak
begitu banyak bersuara. Namun, sekali ia angkat suara, kata-kata yang meluncur
dari mulutnya seolah telah menyentuh batinku yang terdalam. Ia hampir tidak
menyentuhku, namun keseluruhan dirinya seolah telah mendekapku dengan erat dan
memerangkapku dalam rasa yang begitu dalam.
Detail
demi detail malam itu, terbingkai menjadi satu sebagai film tanpa suara sebelum
aku terlelap di atas ranjangku yang sangat nyaman. Naskah tertulis lewat huruf
demi huruf yang kuketik dengan penuh semangat. Ingin terus kuputar ulang film tersebut
dari awal sampai akhir dan inginku baca berulang-ulang naskah film tersebut tanpa
sedikitpun rasa bosan. Aku ingin menyimpannya dalam memoriku, untuk selamanya.
Begitu pula setiap kejadian manis maupun pahit, yang membentuk kami – aku dan dia.
Because he is the one behind those ideas of poetries and stories – he is
my inspiration. []
hee lama loo blog ini ga update.. ayok sering update ya!! banyak yg nunggu blogmu buat dibaca loh.. ayo update terus!!��
BalasHapus