Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Refleksi 2016.

Masih hangat rasanya dalam ingatan, bagaimana milyaran manusia yang berpijak di atas bumi ini menantikan kehadiran tahun yang baru, tahun 2016. Ada yang menantikannya bersama orang-orang terkasih dengan beribadah bersama, berlibur bersama, atau justru ada yang menantikannya di rumah sendirian. Mungkin, jutaan kembang api telah dilontarkan ke atmosfer, menyisakan polusi udara tanpa kita sadari. Terompet-terompet dibunyikan dengan penuh semangat, untuk mengawali tahun yang baru. Dan tak lupa, resolusi, harapan, dan cita-cita didoakan pada malam pergantian tahun tersebut.                 Tak terkecuali aku. Tepat setahun yang lalu, aku di rumah. Berkumpul bersama keluarga dalam sebuah lingkaran kecil. Menantikan kehadiran tahun 2016 dengan memanjatkan doa pada Tuhan serta membuat resolusi-resolusi pribadi. Namun saat ini, di sinilah aku. Kembali dalam rumah yang sama, menantikan kehadiran tahun 2017. Bukankah waktu bergulir terlampau cepat?

the Twilight [1]

Ia terus tersenyum sendiri setiap kali teringat akan hari itu. Sabtu yang berawan, matahari berselimutkan awan, dan suasana alam yang begitu menyenangkan. Sore itu, ia mampu mendengar bunyi-bunyian alami. Nyanyian burung, senandung pepohonan yang ditiup angin, serta gemericik air pada sebuah kolam kecil. Pemandangan sekitar tampak hijau dan sangat luas. Suasana tenang dan nyaman benar-benar meliputinya kala itu. Bersama dia.             Sore itu, ia mampu bersyukur pada Tuhan. Bersyukur atas alam yang sangat luar biasa. Bersyukur atas tempat indah yang boleh ia kunjungi. Bersyukur atas pemandangan yang sangat memanjakan matanya. Bersyukur untuk udara sangat segar yang sudah lama tak dihirupnya. Bersyukur atas dia , yang menemaninya sore itu.

Happy Mother's Day!

Teruntuk seorang wanita yang tak pernah lelah memberikan 'ceramah' untukku. Teruntuk seorang wanita yang tak pernah lelah memberikanku  'pesan sponsor' sebelum aku mengambil pilihanku. Teruntuk seorang wanita yang tak pernah menyerah padaku. Teruntuk seorang wanita yang tak pernah berhenti menyebutkan namaku di setiap doanya. Teruntuk seorang wanita yang menjadi inspirator utamaku.

One Short Journey [part 03]

When you take time with God and listen to His voice, H e renews your strength and enables you to handle life. Untuk pagi ini, aku memutuskan untuk segera beranjak dari kasurku ketika aku sudah terbangun dari tidurku. Lagi, tidurku tak pulas, seperti ada sesuatu yang mengusik nyamannya tidur malam. Seolah takut, tidurku ini akan berlanjut hingga aku bangun kesiangan (whoops!).                 Meskipun semalam aku terjaga hingga tengah malam, pagi ini aku mampu bangun dengan keadaan yang bahkan lebih segar dibandingkan sehari sebelumnya. Kuputuskan untuk menikmati pagi hari yang indah ini dengan saat teduh pribadi di tempat yang agak terasing sambil ditemani bunyi-bunyi alami yang tak pernah kudengar di Surabaya.

One Short Journey [part 02]

When y ou take time with God and listen to His voice, H e renews your strength and enables you to handle life. Astaga, kenapa pagi hari datang begitu cepat?                 Rasanya, baru saja kupejamkan mataku dan kutarik selimutku hingga menutupi sekujur tubuhku. Kepalaku terasa sedikit pening akibat terbangun beberapa kali selama tidur malamku. Dan juga karena sebuah mimpi tak terduga yang tiba-tiba mengisi alam bawah sadarku selama istirahat malam. Tapi aku bersyukur sekali bangun lebih awal dari jadwal. Setidaknya aku punya kesempatan untuk meditasi alam sejenak, menenangkan diri dari hiruk pikuk Kota Pahlawan.                 Agak berbeda dari jadwal yang sudah di- floor -kan dua minggu sebelum acara, hari ini akan dibuka dengan sarapan. Dan seperti camp-camp lainnya, seusai sarapan akan diadakan kegiatan yang tak pernah absen dan selalu dinantikan oleh segenap peserta (kecuali aku) – Outbound! Yap, untuk kegiatan yang satu ini, entah kenapa aku tak pernah punya

One Short Journey [part 01]

When you take time with God and listen to His voice, He renews your strength and enables you to handle life.                 Semilir angin yang membelah serta mengacaukan tatanan rambutku menyambut begitu kakiku menapak pada tanah tempat aku berpijak pada hari itu. Kuhirup udara yang segera mengisi kesegaran pada paru-paruku. Hawa sejuk meliputiku, membuat kulitku turut bernapas.                 Cuaca hari itu sangat sempurna bagiku. Tak panas, juga tak dingin. Matahari tampak malu-malu sehingga bersembunyi di balik awan stratus. Gemerisik suara dedaunan yang saling bergesekan serta kicauan burung dari kejauhan semakin menyempurnakan suasana siang itu. Ya, inilah alam. Alam ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa.