Sehari penuh ia habiskan dalam ruangan itu. Ruangan yang bernuansa biru – warna favoritnya. Seharusnya, warna itu mampu memberikan ketenangan padanya. Setiap kali ia merasa gundah, dengan berada di ruang pribadinya saja ia mulai merasakan sedikit ketenangan. Namun kali ini tidak, ada sesuatu lain. Seolah ada hal lain yang justru menyingkirkan rasa tenang itu, dan menghadirkan kebimbangan. Dunia ini terasa dingin, sangat dingin. Dunia ini selalu menghadirkan sejuta tanda tanya pada babak baru. Terkadang dunia membuatnya tersenyum. Terkadang dunia juga meluncurkannya pada titik terendahnya. Senyum yang selalu dipasangnya, tak mampu mengembang terus. Bunga saja dapat mengempis, demikian dengan senyumannya. Bagaikan topeng, senyum itu ia lepaskan ketika ia berada dalam ruang pribadinya.