A Night To Remember



Malam ini sangat cerah, terlampau cerah bahkan. Jutaan bintang bertaburan menghiasi langit malam, mewarnai atmosfer bumi ini. Rasi bintang Orion tampak jelas, sosok pemburu  besar yang gagah berani. Setitik cahaya Betelgeuse makin mempercantik malam ini.
                Angin berdesir, menghembuskan kesegaran bagiku, dan bagimu di tengah padang ini. Meski udara dingin membuatku gemetaran, kurasakan pancaran kehangatan dari senyumanmu yang tak hentinya mengembang. Cahaya kebahagiaan terpancar dari matamu. Mulutmu tak hentinya memuji karya agung Sang Pencipta.
                Aku tahu, inilah kesukaanmu, dan sudah lama hal ini tak kau lakukan. Tengah malam duduk di tengah padang, menikmati keindahan alam yang tiada tara. Sesekali, kau tergerak untuk mengintip keelokan bintang dari ujung teleskop, sambil melafalkan nama-nama uniknya masing-masing. Bahkan, kecerdasanmu tak terbatas di ruang berdinding empat.
                Tak pernah aku ingin merasa kalah darimu dalam bidang apapun. Ya, persamaan keahlian bidang studi melatarbelakangi hal tersebut. Namun, untuk malam ini, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah hidupku, kubiarkan kau mengalahkanku. Aku menyerah untuk semalam. Kau membiusku dengan tatapanmu, dengan senyumanmu.
                Kalau kubisa, aku ingin menghentikan waktu ini sesaat. Menguncinya agar tak bergerak sedetikpun, demi menyediakan saat-saat indah yang dapat kunikmati hanya denganmu. Aku ingin membuat matahari serta bulan cemburu dengan keakraban kita. Aku ingin alam semesta ini menjadi saksi bisu atas malam yang indah ini.

                Kubisikkan sepucuk harapan ketika bintang jatuh melintas.
                Kuingin kau menjadi milikku, seutuhnya, tanpa batasan.

                Diam-diam aku berharap, kau juga membisikkan harapan yang sama meski kau pernah mengatakan ketidakpercayaanmu terhadap mitos tentang bintang jatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zebra Cross.

Surya dan Mentari

Oasis